Setiap perjalanan pasti mempunyai ceritanya sendiri. Ada cerita bahagia, lucu, dan sedih bahkan menyeramkan. Aku percaya tak ada suatu perjalanan yang tak melewati hal-hal tersebut.
Traveling ke Gunung krakatau dan pulau-pulau sekitarnya, 13-15 Desember 2013 biasa saja. Tak ada istemewa. Aku bersama sahabatku, Kiki, berangkat dari Jakarta ke Gunung Krakatau bersama trip orginizer Jalan-Jalan Bareng (Jalber). Sebelumnya aku pernah melakukan traveling ke Gunung Prau, Dieng bersama mereka. Merasa nyaman menjadi alasan untuk bergabung lagi.

Kami menginap di Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan. Pulau ini menjadi pintu gerbang ke obyek wisata Gunung Krakatau. Memiliki luas 2.620 hektare dengan mayoritas masyarakatnya adalah nelayan. Di sekitar pulau ini ada pulau-pulau kecil seperti Sebuku, Serdang, dan Legundi. Namun, kami hanya menyambangi Pulau Sebuku Kecil, Pulau Sebuku Besar, dan Pulau Lagoon Cabe yang tak jauh dari Gunung Krakatau untuk melakukan snorkeling.

Setelah berpuas snorkeling di pulau sekitar Pulau Sebesi, kami istirahat di tempat penginapan yang tersedia di sana. Keesokan paginya kami baru menuju ke Gunung Krakatau untuk melihat sunrise dan trekking.

Pagi buta setelah menunaikan sholat subuh, kami rombongan menuju Gunung Krakatau dengan kapal motor milik nelayan. Ombak pagi itu cukup besar dan kami dibuat tegang.
Ketegangan selama satu jam itu sirna takkala kemegahan laut Selat Sunda membentang indah di hadapan kami.
Sedangkan Anak Gunung Krakatau tampak gagah di kejauhan mengepulkan asap putih keabu-abuan.

Kebahagian tersirat di wajah kami ketika kapal merapat di kaki Anak Gunung Krakatau. Kami disambut oleh petugas yang siap mengantarkan kami menuju puncak Anak Gunung Krakatau. Hanya sekitar 30 menit kami sudah sampai dan Krakatau pagi itu tampak ramai sekali. Mayoritas adalah anak muda. Ini membuktikan bahwa
anak muda hari ini peduli dengan wisata di tanah kelahirannya sendiri. Indonesia. Negeri dengan alam yang terkenal sangat indah di dunia.
Dingin karena hembusan angin pagi di Krakatau rupanya membuat kami merasa lapar. Sehingga setelah berpuas berpose di puncak Krakatau, pukul 10 pagi kami memutuskan untuk turun dan sarapan. Kemudian di lanjutkan snorkeling di Pulau Lagoon Cabe. Konon, Lagoon Cabe memiliki terumbu karang yang indah dan terdapat ikan yang berwarna-warni. Keindahan yang masih alami.

Rupanya keempat traveler dari Lampung tadi menumpang kapal yang kami tumpangi hingga Pulau Sebesi. Menurut Mb Dyah, leader Jalber, awalnya mereka akan melakukan trip bersama teman-temannya yang jumlahnya hingga puluhan. Namun dihari keberangkatan, hanya empat orang yang bisa melanjutkan perjalanan.

Rutinitas menanti. Saatnya kami pulang ke Jakarta. Malam hari kami kembali menyebrangi Selat Sunda. Pukul 6 pagi kami pun tiba di Jakarta.