Cahaya dari surga, Goa Jomblang, Yogyakarta.
Cahaya dari surga, Goa Jomblang, Yogyakarta.

Bicara tentang wisata Indonesia memang tak ada habisnya. Kemarin saya bertemu dengan seorang pria paruh baya yang bernama Pak Daud saat hendak ke Tebing Keraton, Bandung. Pak Daud bercerita tentang tempat wisata yang pernah dikunjungi seperti Goa Jomblang di Jogja dan pantai-pantai di Lombok serta keindahan Pantai Ternate-Tidore yang pernah dikunjungi oleh sahabatnya. Berdecak kagum saat mendengarkan cerita Pak Daud, terlebih ketika diperlihatkan foto-foto yang berhasil ia ambil.

Ada satu foto yang memikat saya, yakni foto cahaya yang bersinar ke dalam Goa Jomblang. Pak Daud menyebutnya itu sebagai cahaya dari surga. Sebenarnya itu hanya cahaya matahari yang masuk ke dasar goa. Sayangnya, cahaya itu hanya bisa di saksikan pada saat cuaca cerah dan waktu tertentu yaitu antara pukul 10.30 sampai 12.30 WIB.

Pak Daud kemudian menceritakan awal mula ia mengunjungi tempat ini. Bermula ketika ia travelling di Lombok sekitar dua tahun lalu. Di sebuah cafe yang terletak di Pantai Sengigi, Lombok dia menyaksikan pertandingan sepakbola Piala Eropa. Di saat jedah iklan rokok Djarum (bisa dilihat di sini: http://www.youtube.com/watch?v=Mmyo58Ncjto), seorang bule bertanya kepada dirinya sendiri dengan suara yang sangat jelas. “Are there really places like that in Indonesia?”.

Saya bersama Pak Daud (yang memakai kaos biru) dan teman-teman di Tebing Keraton, Bandung
Saya bersama Pak Daud (yang memakai kaos biru) dan teman-teman di Tebing Keraton, Bandung

Dalam iklan rokok terkemuka itu digambarkan keindahan Indonesia dengan latar belakang Gunung Bromo, Pantai di Kepulauan Mentawai, Banyuwangi, dan Goa Jomblang. Dari sinilah Pak Daud mencari tahu tentang Goa Jomblang hingga pada Juni lalu, tepatnya sebelum puasa, dia berhasil mengunjungi goa yang pernah dijadikan sebagai tempat shooting Amazing Race American itu.

Tak mudah ke tempat ini. Karena warga Jogja banyak yang tidak tahu dimana Goa Jomblang. Akses jalan yang sulit dan transportasi yang dibatasi hanya pada pukul 07.00 pagi membuatnya mengalami kesulitan ke goa ini. Tapi pada akhirnya dengan segala kegigihan, Pak Daud berhasil sampai juga.

Untuk ke Goa Jomblang juga tak murah. Pak Daud harus membayar harga mahal dengan mengeluarkan uang Rp. 450 ribu untuk sekali turun ke dasar goa. Ini diikarenakan penurunan orang ke dasar goa menggunakan tenaga manusia bukan alat. Sehingga dalam sehari juga dibatasi hanya untuk 25 pengunjung.

Saya tak sempat berkenalan secara mendalam dengan Pak daud. Beliau siapa, bekerja dan rumahnya dimana. Namun ceritanya sungguh menyihir saya untuk terus menjelajah Indonesia. Meski wisata Indonesia tak ada habisnya untuk dijelajah, saya bermimpi bisa menjelajah semua tempat-tempat wisata di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *