Pendakian selalu menjadi momen paling istimewa dan ngangenin dalam hidup. Rasa lelah yang tadinya saya rasakan, berakhir jadi haru, bahagia, dan lega. Segala masalah yang saya bawa dari daratan, hilang terganti oleh senyum dan canda teman-teman yang saya sebut, keluarga.
Seperti pendakian kemarin (18-20 September 2015) di Gunung Cikuray bersama Pendaki Cepet Lelah (Pecel) Adventure. Gunung ini terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan ketinggian 2.821 meter di bawah permukaan laut (mdpl). Dan menjadi primadona bagi para pendaki setelah Gunung Papandayan dan Gunung Guntur.
Treknya terjal dan curam. Dipenuhi akar, bebatuan dan debu tebal. Namun, segala halangan dan rintangan itu, kami hadapi bersama. Hingga kami yang tadinya berpikir tidak bisa menjadi bisa. Kami berdiri di puncak bersama-sama.
Kami hanya makan nasi dengan mie dan sosis goreng. Kami makan bukan pakai piring. Tapi wadah seadanya seperti kertas bungkus nasi dan plastik mika. Kami makan di dalam tenda yang sesak dengan barang-barang. Dengan segala kemirisan itu kami tersenyum bahagia. Bagi kami, makanan itu adalah makanan paling mewah dalam hidup. Kami menikmatinya dengan lahap.
Ribuan kilometer di sana, keluarga dan teman-teman kami tidur di atas kasur empuk, bantal yang wangi dan selimut yang hangat. Tapi kami di sini, di ketinggian ribuan mdpl tidur dengan alas seadanya, bantal dari sekumpulan kain, dan diselimuti dingin. Dengan segala keterbatasan itu, kami masih bisa bercengkrama di dalam tenda, rumah mewah kami sehari semalam.
Terima kasih atas kebersamaan yang kalian berikan, keluarga Pecel Adventure: Wariz, Wawan, Mia, Ika, Semy, Agus dan Ricco. Salam pecel!