Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, membuat banyak perubahan dalam hidup. Jika dulu media sosial hanya digunakan untuk berkomunikasi, kini aplikasi daring ini juga berfungsi sebagai sarana promosi.
Lihat saja hari ini. Hampir setiap hari kita dibombardir berbagai iklan di media sosial. Banyak pelaku bisnis yang menggunakan media sosial untuk berkegiatan marketing. Selain lebih murah, media sosial terbukti bisa menjangkau konsumen lebih luas.
Saya jadi ingat dengan mata kuliah Integrated Marketing Communication atau komunikasi pemasaran terpadu. Strategi ini dipakai banyak perusahaan atau brand untuk menyampaikan pesan secara konsisten, efesien, dan efektif. Tentunya menggabungkan semua daya yang ada, salah satunya media sosial.
Nah saat ini, situs jejaring sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter dan Instagram memfasilitasi eletronic Word of Mouth (eWOM) atau viral marketing di antara konsumen.
Pernah dengar kalimat ini? “Metode terbaik untuk promosi adalah dari mulut ke mulut.” Warung pecel lele bisa ramai takkala seorang pembeli menceritakan pengalaman membelinya kepada orang lain. Entah ia menceritakan rasa lele yang enak dan krispi, sambal yang endes, atau pelayanan yang cepat dan baik. Orang yang mendengarnya pasti penasaran, sehingga suatu waktu mereka akan mencoba makan di tempat tersebut.
Ramaianya warung pecel lele karena rekomendasi pembeli adalah contoh Word of Mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut. Ternyata kita bisa melakukannya secara daring. So that’s why muncul profesi baru yang bernama influencer.
Ya karena makin banyak pelaku bisnis yang sadar jika brand yang kuat adalah brand yang dikenal luas masyarakat, unik dan bisa dibedakan dengan brand lainnya. Untuk mewujudkannya, influencer marketing menjadi salah satu cara yang dilakukan brand.
Dengan menjamurnya influencer di Indonesia, kita harus selektif. Memilih influencer yang tepat akan memengaruhi tingkat keberhasilan campaign. Seperti yang diungkapkan Yohana Sitompul, Digital Strategy Manager di IDN Creator Network, sebuah creator marketing platform di bawah naungan IDN Media.
“Ada hal-hal krusial yang harus diperhatikan brand saat hendak menjalankan influencer marketing.”
Apa saja hal-hal krusial tersebut? Berikut penjelasan Yohana.
Tiga hal penting sebelum jalankan influencer marketing
Ada poin-poin yang harus diperhatikan brand sebelum menjalankan influencer marketing. Sebab, tidak ada tipe campaign yang “one type fits all” untuk tiap jenis bisnis.
1. Marketing objective
Kita harus paham apa tujuan dari pengadaan sebuah campaign melalui influencer marketing. Apakah untuk awareness, conversion, promo, atau product launch?
2. Target Audiens
Target audiens juga tak kalah pentingnya. Dengan mengetahui target audiens brand, akan lebih mudah bagi kita untuk menentukan platform mana yang cocok untuk brand tersebut. Apakah Instagram, Twitter, Tiktok, atau Podcast?
Namun, perlu ditekankan bahwa creator marketing platform jangan terus-terusan Instagram –minded. Everything is always envolved, we always need to adapt. Pada kenyataanya, shift memang perlahan terjadi, dari Instagram ke Tiktok misalnya.
3. Apakah soft – selling, ada alur ceritanya?
Referensi gaya konten yang akan diluncurkan oleh suatu brand juga perlu dipertimbangkan secara matang. Apakah soft – selling, ada alur ceritanya? Atau lebih to the point dengan menunjukkan produk dan menyatakan langsung apa keuntungan dari produk yang ditawarkan?
Sekarang, lebih banyak brand yang memakai strategi soft – selling, meski ada juga yang tetap pakai strategi hard – selling. Dibandingkan hard – selling, strategi soft – selling lebih baik karena didukung dengan konsep honest review – kita buat seolah audiens tak tahu bahwa mereka sedang terkena wxposure branding.
Parameter untuk mengukur kesuksesan campaign
Parameter yang umumnya digunakan dalam campaign influencer marketing adalah number of reach dari suatu post. Namun ada faktor lain yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu campaign.
Kuantitas berdasarkan data adalah parameter utamanya. Apakah memenuhi target yang sebelumnya telah ditetapkan, bagaimana interaksi yang mungkin dihasilkan dari suatu post, lalu brand awareness-nya seperti apa? Hasil insight yang kita dapat itu bisa kita kompilasi ke dalam laporan.
Kesuksesan sebuah campaign juga dapat dinilai secara subjektif. Dengan kata lain, apakah campaign ini ramai dibicarakan khalayak ramai juga bisa menjadi tolak ukur kesuksesan.
Ide campaign paling happening versi IDN Creator Network
Ada lima ide campaign yang selalu IDN Creator Network gunakan.
1. Hyperlocal KOL
Key Opinion Leader disingkan KOL merupakan orang yang dipercaya pendapatnya oleh pengikutnya karena dianggap sebagai ahli.
Hyperlocal KOL adalah para KOL yang berada di kota – kota kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka dinilai memiliki kedekatan yang lebih dengan para audiens mereka.
Dengan menggunakan hyperlocal KOL makan campaign akan jadi lebih targeted!
2. Always On
Always on atau selalu aktif. Dengan kata lain, sebuah brand akan terus menjalankan campaign secara berkelanjutan untuk suatu periode waktu tertentu.
Contoh, brand A, dari bulan Januari 2021 hingga Desember 2021 menjalankan campaign melalui IDN Creator Network dengan tujuan menjaga eksistensi brand di mata konsumen.
3. Agile Campaign
IDN Creator Network akan bantu track dan cek platform mana yang sedang ramai digunakan. Clubhouse misalnya. Cara ini digunakan agar brand image terbentuk dengan lebih cepat.
4. National KOL
Bedanya dengan hyperlocal KOL, national KOL ini lebih fokus di kota – kota besar yang ada di Indonesia. Pemilihan KOL akan disesuaikan dengan domisili target audiensnya.
5. Vertical Domination
Ide ini lebih mengarah pada penggunaan KOL dalam jumlah yang sangat masif. Suatu konten yang sama akan dibagikan oleh, misalnya, 200 KOL dalam jangka waktu sekian hari.
Biasanya, cara tersebut dilakukan ketika sebuah brand sedang meluncurkan produk baru atau sedang melaksanakan campaign promo.
Berdasarkan paparan Yohana di atas dapat disimpulkan jika penggunaan media sosial untuk campaign sebuah brand, tak bisa asal dilakukan, khususnya endorse influencer. Harus menggunakan strategi khusus agar tujuan brand tercapai.
Sebentar lagi lebaran nih, strategi marketing ala IDN Creator Network sepertinya patut dicoba! Biar dagangan makin laris manis 🙂
Setuju. Kalau kita mau jualan harus tau demand pasar. Target pasar. Supaya produk dapat diterima masyarakat..
iya betul mbak
Target pasar perlu banget jadi catatan penting nih buat mereka yang ingin memulai suatu usaha dan ingin mengajak kerjasama dengan seorang influencer. Terkadang bagi yang belum tahu banyak tentang target pasar nya, produk nya pun jadi stuck yang menyebabkan lama kelamaan jadi gulung tikar.
iya betul mbak,
IYa bener nih mba, karena kekuatan sosial media sebuah rumah makan kecil dan tidak populer pun bisa dikenal hampir seluruh penduduk di kota itu
iya betul mbak, sudah banyak buktinya 🙂
Aku sendiri lebih senang dengan soft selling, tapi menurutku keberadaan hard selling juga ga boleh dilupakan, ya meskipun bukan favorit.
baik softselling maupun hardselling sama pentingnya, sesuaikan dengan tujuan promote
Nah bener banget thu,mau coba juga atahhh biar jajanan aku bisa laris manis he..he…
hahahahaha semoga sukses mbak dagangannya 🙂
Wah baru tau dari tiga hal yang diperhatikan brand sebelum lakukan influencer marketing, influencer jga kudu ngerti tujuan compaign nya ya kak, biar sesuai dengan kebutuhan brand serta influencer.
iya betul, jadi nggak asal memilih influencer 🙂
Woowww keren banget strategi dari IDN Creator Network, kayaknya brand harus tahu hal ini dan bisa langsung ke IDN ya Mba
harus banget …
Zaman sekarang juga kayaknya harus dikuatkan untuk branding di media sosial ya. Kekuatan medsos itu dahsyat :))
sangat dahsyat
Masuk ke target pasar yang tepat memang penting banget ya, Mbak, agar nggak salah sasaran.
betul sekali mbak