Dulu, orang yang berpindah – pindah kerja seringkali dicap buruk. Banyak perusahaan yang enggan menerimanya, lantaran dinilai tidak loyal. Perusahaan juga mempertanyakan ada masalah apa orang ini sehingga berpindah – pindah tempat kerja? Tapi kini, kerap pindah kerja bukanlah sesuatu yang aneh. Seperti penelitian yang dilakukan Gallup.com, sebanyak 21 persen generasi milenial berganti pekerjaan dalam satu tahun.

Saya seringkali merasa minder, karena berpindah – pindah kerja dari satu ke kantor ke kantor lainnya. Bahkan beberapa di antaranya dengan job position yang berbeda.  Saya pernah menjadi wartawan, data entry, admin, public relation, community development, content writer, bahkan marketing. Saya takut dicap tidak loyal dan sulit mendapatkan pekerjaan kembali.

Pandangan saya berubah, ketika menghadiri acara gathering salah satu perusahaan BUMN. Dalam acara itu hadir Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Ia mempresentasikan riwayat karirnya kepada peserta yang didomoninasi kaum milenial itu. Ia memiliki belasan pengalaman kerja. Dia tak hanya pindah – pindah kerja dengan posisi yang berbeda, tapi juga double job.

Di situ, Arya menegaskan saat ini berpindah – pindah kerja bukanlah sesuatu yang aneh. Generasi milenial memang senang dengan hal yang baru. Berpindah – pindah kerja dengan jabatan yang berbeda justru membuat kita kaya pengalaman dan kebisaan. Menurutnya, orang yang bekerja konsisten untuk satu jabatan, membuatnya miskin ilmu. Terlebih bila ia tidak pernah meng-upgrade dirinya untuk belajar hal lain. “Bisanya hanya marketing saja, padahal kalau suatu hari jadi pimpinan perusahaan, dia harus bisa tahu banyak hal,” kira – kira begitu katanya.

Generasi milenial juga tidak mau menghabiskan waktunya untuk bekerja di perusahaan yang kurang menguntungkan, misalnya gaji yang tidak sepadan dengan beban kerja dan lingkungan yang toxic. Menyadari hal itu, Kementerian BUMN membuat berbagai langkah antisipasi. Mereka ingin karyawannya loyal dengan memberi tantangan dan kesempatan baru, serta upgrade ilmu. Tahun ini, Kementerian BUMN akan menyekolahkan karyawannya ke jenjang yang lebih tinggi. Misal bagi mereka yang hanya lulusan D3 akan dikuliahkan ke S1, dan S1 ke S2. Tentu saja gratis, bila memenuhi persyaratan.

Beberapa waktu lalu, saya juga mengikuti webinar International Mobility yang dilaksanakan Neso Indonesia. Salah satu pematerinya adalah Pambudy Sunarsihanto, HR Director Bluebird Group. Pambudy memilki banyak pengalaman bekerja di luar negeri. Ia kerap pindah kerja, menjadi Head of HR satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Hingga ia kemudian merasa ingin membangun Indonesia dengan menjadi HR Director Bluebird di Jakarta.

Sangat menarik sekali. Pasalnya Pambudy adalah HR, tapi dia berpindah – pindah kerja. Beberapa peserta, termasuk saya, mempertanyakan hal itu. Menanggapi pertanyaan itu, Pambudy mengatakan berpindah – pindah kerja bukanlah hal baru yang saat ini. Memang sudah fitrah manusia ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Terjebak dalam anggapan orang yang sering pindah kerja adalah tidak loyal, sama saja menghambat orang lain untuk maju. Dalam agama pun diajarkan, hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini.

Dengan pindah kerja, seseorang memiliki kesempatan untuk upgrade karir dari staf menjadi manager atau jabatan yang lebih tinggi, gaji yang lebih besar dan keterampilan serta pengalaman yang lebih banyak. 

Saya jadi teringat dengan pernyataan seorang mentor, ketika saya mengeluh minder. Di usia saya yang terbilang sudah tidak muda ini, masih bekerja di level officer. “Kamu tidak bisa menyamakan kamu dengan orang lain. Karena kamu berpindah – pindah tempat kerja. Tapi bukan berarti apa yang kamu lakukan itu salah. Ada positifnya. Kamu memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih banyak dari orang lain. Mereka menaiki satu demi satu anak tangga. Kalau kamu mau seperti mereka, ikuti jejak mereka,” ujarnya.

Hari ini saya tak menapaki tangga manapun. Tapi, semoga saat saya memutuskan untuk kembali menapaki tangga karir, saya berharap semua perusahaan memiliki pemikiran sama seperti ketiga orang tersebut. Tidak melihat saya sebagai orang yang tidak loyal dan bermasalah, tapi seseorang dengan kaya pengalaman dan mau belajar hal – hal baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *