Salah satu hal yang saya syukuri menjadi bagian dari Danone Indonesia melalui program Danone Blogger Academy 2 adalah pertemanan yang semakin luas dan ilmu yang tak terbatas. Selain itu, kesempatan emas untuk menjadi seorang content creator yang selalu menyebarkan konten – konten positif.
Mengawali bulan September ini, Danone Indonesia mengadakan KIAT (Kelas Intensif Membuat Konten). Kegiatan positif ini merupakan bagian dari Danone Community Engagement Day 2022, program bagi para content creator untuk meningkatkan kemampuan mereka membuat konten terkait isu keberlanjutan lingkungan dan masyarakat.
Program tersebut bukanlah yang pertama kalinya. Danone secara rutin mengadakan kegiatan community engagement sebagai ajang silaturahmi dan meningkatkan skill para content creator yang tergabung dalam komunitas Danone Digital Academy. Mereka terdiri dari alumni Danone Blogger Academy (DBA) 1 dan 2, Danone Vlogger Academy (DVA), dan Danone Digital Academy (DDA).
Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, program dilaksanakan secara virtual. Kali ini mengusung tema “Mengenal Penerapan Bisnis Berkelanjutan untuk Indonesia Lestari”.
Ada tiga narasumber yang dihadirkan yaitu Downstream Packaging Manager Danone Indonesia Annie Wahyuni, Agriculture Manager Danone Indonesia Budi Rahardjo, dan Content Creator Gerald Vincent. Masing – masing dari mereka menjelaskan tentang program kemasan sirkular beserta tips penerapan hidup yang berkelanjutan, pertanian regeneratif, dan strategi pembuatan konten edukasi yang menarik.
Kemasan Sirkular dan Penerapan Hidup yang Berkelanjutan
Dalam acara ini terungkap fakta bahwa masyarakat Indonesia paling tidak peduli dengan pengelolaan sampah. Hal inilah yang membuat permasalahan sampah di Indonesia tak kunjung selesai. Tantangan lain dalam mengatasi isu lingkungan tersebut adalah terbatasnya layanan pengolahan sampah di Indonesia.
“Saya setiap belanja, lebih milih kemasan botol ketimbang kemasan sachet. Kalau jadi sampah, kemasan botol ada nilai jualnya sehingga berpeluang menjadi produk baru, sementara kemasan sachet tidak,” ujarnya pada sesi pertama Danone Community Engagement Day 2022, Kamis (1/9).
Lebih lanjut Annie mengatakan dalam menjaga kesehatan masyarakat, dibutuhkan fokus dari segala aspek yakni tidak hanya akan bahan pangan masyarakat namun juga aspek kemasan yang ramah lingkungan, serta aman bagi konsumen.
“Kemasan memiliki peran yang diperlukan untuk melindungi manfaat gizi dan kualitas produk kami dan memungkinkan mereka untuk disimpan, diangkut, dan digunakan dengan aman,” tambahnya.
Sejalan dengan hal ini Danone bekerja untuk mendukung pergeseran sistemik dari linear ke ekonomi sirkular untuk kemasannya. Danone juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan ekonomi sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik yang dijalankan sejak 2018.
Gerakan #BijakBerplastik bertumpu pada tiga pilar yaitu
- Collection
Bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik lebih dari yang digunakan pada tahun 2025.
- Education
Bertujuan untuk memperluas program pendidikan di sekolah untuk menjangkau 5 juta anak – anak dan memimpin kampanye nasional yang menargetkan 100 juta konsumen pada tahun 2025.
- Innovation
Bertujuan untuk menggunakan kemasan yang 100% dapat digunakan kembali dapat didaur ulang atau menjadi kompos, serta meningkatkan konten bahan daur ulang hingga 50%.
Dengan berpartisipasi dalam gerakan #BijakBerplastik kita telah mendukung sistem sirkular ekonomi. “Dari botol kembali menjadi botol,” tambah Annie Wahyuni.
Masalah Pangan dan Pertanian Regeneratif
Budi Rahardjo mengungkap bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi masalah serius dalam hal pangan. Seperti malnutrisi, masyarakat lebih gemar mengonsumsi makanan tinggi lemak, garam dan gula, makanan yang terbuang, serta Sumber Daya Alam (SDA) dalam kondisi tertekan. Setidaknya 30% lahan pertanian telah rusak dan 80% hutan mengalami deforestasi karena untuk pertanian.
Sehingga menurut Budi Indonesia membutuhkan banyak upaya dan inovasi guna meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan, memperbaiki rantai pasokan global, mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan, serta memastikan semua yang menderita malnutrisi memiliki akses terhadap makanan bergizi.
Salah satu inovasi itu adalah menerapkan pertanian regeneratif, sebuah gerakan perubahan paradigma pertanian dan paktek bertani.
Kita juga bisa berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan pangan di Indonesia dengan menerapkan hidup yang berkelanjutan di antaranya:
- Grow your own food dengan menanam tanaman sayur – sayuran atau buah – buahan di rumah;
- Ambil bagian dalam pengelolaan sampah di tempat kita tinggal;
- Turut serta dalam mengedukasi generasi muda;
- Memanfaatkan air hujan.
Strategi Pembuatan Konten Edukasi yang Bertutur dan Menarik
Di era digital seperti saat ini, content creator memiliki peran yang sangat penting untuk menyebarkan informasi terkait masalah lingkungan dan solusinya. Dengan mendistribusikan konten yang menarik, kreatif, dan relevan dengan audiens, akan memudahkan masyarakat dalam memahami penerapan hidup berkelanjutan baik dalam dunia bisnis maupun kehidupan sehari – hari.
Gerald Vincent mengatakan untuk membuat konten yang menarik kita harus memiliki hal – hal sebagai berikut:
- Idea, apa konsep kamu dan apa yang bikin beda?;
- Goal, apa tujuan kamu membuat konten tersebut?;
- Value, apa value dari konten tersebut?;
- Passion atau cinta terhadap subjek;
- Confident atau percaya diri karena hidup terlalu singkat untuk jadi pemalu;
- Learn, harus selalu belajar agar terus berkembang.
“Kalau niatnya baik, InsyaAllah hasilnya baik,” tutur Gerald.
Setelah membuat konten dan mendistribusikannya melalu berbagai kanal, jangan sedih bila engagament tidak sesuai yang kita harapkan. Sebab, apa yang menurut kita menarik, belum tentu menarik bagi orang lain. Selain itu, tidak ada yang benar – benar menguasai algoritma media sosial.
“Terus konsisten membuat konten, percayalah kamu akan mendapatkan audiens yang tepat,” katanya.
Gerald kemudian membagikan tips cara membuat storytelling yaitu
- Kenali audiensmu. Pola komunikasi untuk anak – anak berbeda dengan remaja, berbeda pula dengan orang tua. Dengan mengenali siapa audiensmu maka kamu akan menemukan pola komunikasi yang tepat;
- Gunakan kata – kata sederhana. Sebab, tidak semua orang bisa menguasai kosa kata sebanyak kita;
- Gunakan ritme dan intonasi yang tepat;
- Kuasai materi. Semakin menguasai materi, semakin percaya diri dan jelas penyampaiannya.
Tapi yang paling penting diingat oleh content creator adalah bukan seberapa banyak views, likes, dan sebagainya. “Tapi pikirkan berapa banyak orang yang hidupnya akan menjadi lebih baik karena konten yang kita buat,” tambah Gerald.