Susu merupakan minuman yang digemari anak – anak, sebab sejak lahir mereka mengonsumsinya. Saat anak belum bisa mencerna makanan padat, mereka akan diberi ASI (Air Susu Ibu) secara esklusif selama 6 bulan.
Meski begitu, ada beberapa anak yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan ASI. Mereka kemudian diberi asupan air susu sapi atau susu kedelai.
Sampai dewasa, susu tetaplah menjadi minuman yang digemari karena rasanya yang gurih dan menyegarkan. Sayangnya, tidak semua tubuh anak dapat menerima susu sapi dengan baik. Bukannya menjadi sumber gizi, justru susu sapi bisa memicu reaksi sistem imun berlebih atau dikenal dengan alergi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ternyata angka kejadian Alergi Susu Sapi (ASS) mencapai 2 – 7,5%, dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan. Artinya alergi bisa saja terjadi pada saat anak masih dalam kandungan.
Gejala alergi biasanya adalah gatal – gatal, ruam pada kulit, sesak napas, batuk, muntah, dan pembengkakan pada bibir, lidah atau tenggorokan. Kondisi tersebut membuat penghindaran makanan, sehingga dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup anak.
Bahkan pada beberapa hasil studi terkini menyatakan bahwa ketidakcukupan asupan nutrisi pada anak ASS dapat berpotensi menyebabkan stunting.
“Studi menyatakan bahwa stunting ditemukan pada 9% anak dengan alergi makanan. Risiko semakin meningkat hingga mencapai 24% pada kelompok anak yang didiagnosis alergi protein susu sapi,” kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K) dalam webinar Bicara Gizi yang diselenggarakan Danone Specialized Nutritin (SN) pada Rabu, 31 Mei 2023.
Lebih lanjut, dokter Zahrah memaparkan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh.
Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya, sehingga melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang merupakan suatu zat kimia yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya. Fungsi dari histamin itu sendiri adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai zat yang membahayakan, hal inilah yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi.
Anak dengan alergi susu sapi, perlu diperhatikan asupan nutrisinya agar tidak mengalami kekurangan nutrisi yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan. Berbagai kandungan nutrisi di dalam susu sapi, seperti protein, kalsium, kalium, vitamin B12, dan vitamin D, yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat diterima oleh anak alergi susu sapi, sehingga rentan terjadi malnutrisi.
“Jika alergi susu sapi pada anak tidak diatasi dengan baik, maka dapat berpotensi terjadi dampak yang berkepanjangan, dan diet eliminasi yang tidak tepat tanpa penggantian jenis makanan yang memadai dapat berpotensi stunting pada anak,” papar dr. Zahrah.
Tata laksana anak dengan alergi susu sapi dapat dilakukan oleh orang tua sedini mungkin, yaitu dengan berkonsultasi serta mengikuti petunjuk atau saran dokter, mengeliminasi bahan makanan yang mengandung susu sapi, memberikan alternatif makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, membaca label makanan, dan melakukan pemantauan pertumbuhan secara rutin.
Dalam webinar yang bertemakan”Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting” tersebut juga hadir mom influencer dan ibu dengan anak alergi susu sapi, Chacha Thaib. Ia berbagai pengalaman dalam menghadapi dan mengatasi alergi susu sapi pada anaknya, Binar.
“Saya kaget dan khawatir sekali ketika mulai muncul gejala alergi pada Binar setelah minum susu sapi. Khawatir akan mempengaruhi tumbuh kembangnya jika Binar mengalami kekurangan asupan nutrisi. Hal ini karena banyak makanan dan minuman yang mengandung susu sapi, yang tidak kita ketahui bila tidak membaca komposisi label makanannya,” ungkapnya.
Awalnya Chaca tidak mengetahui jangka panjang anak ASS. Setelah berkonsultasi dengan dokter, Chaca pun tahu anak ASS berisiko mengidap stunting. Sehingga menurut Chaca penting bagi ibu memperbanyak referensi dari sumber terpercaya untuk mengetahui tentang alergi susu sapi dan selalu mengikuti anjuran dari dokter.
Danone Indonesia: ASS Harus Jadi Perhatian Berbagai Pihak
Anak dengan alergi susu sapi rentan kekurangan kalsium dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak. Munculnya dampak jangka panjang yang berpotensi stunting pada anak tentu harus menjadi perhatian.
Hingga saat ini stunting merupakan suatu permasalahan yang belum bisa diselesaikan di Indonesia. Adanya hubungan alergi susu sapi dengan tumbuh kembang anak yang memicu stunting, tentu harus menjadi perhatian berbagai pihak.
Dalam rangka memperingati Allergy Awareness Week, Danone SN Indonesia ingin memberikan kesadaran kepada orang tua mengenai efek jangka pendek dan jangka panjang alergi susu sapi yang harus ditanggapi dengan serius, karena jika diabaikan akan berpotensi menghambat tumbuh kembang anak, hingga berisiko stunting.
Sebagai perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi untuk anak, Danone SN Indonesia ingin terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif dan kerja sama dengan banyak pihak termasuk pemerintah, pakar kesehatan, dan organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama.
“Salah satu fokus kami adalah untuk turut serta menjawab tantangan pemenuhan nutrisi yang dihadapi ibu dan anak termasuk yang berkaitan dengan tumbuh kembang dan stunting. Kami percaya bahwa gizi memiliki peran penting untuk membawa perubahan positif pada kesehatan dan kualitas hidup manusia,” papar Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.