Dr. Yovi Yoanita dikenal sebagai ahli nutrisi yang mendalami konsep diet dengan metode hypnosis. Metode ini adalah mencari akar masalah yang menyebabkan pasien mengalami kegemukan yaitu masalah fisik dan masalah mental.

Berangkat dari pengalaman pribadinya, yang juga pernah menderita obesitas, perempuan berparas cantik ini membagikan tips menurunkan berat badan lewat bukunya berjudul “Conscious Diet”. Tentu saja tidak hanya dari pengalaman, tapi juga ilmu dan pengetahuan yang ia peroleh saat menjalankan program pendidikan magister (S2) di jurusan nutrisi.

Sesuai dengan judulnya “Conscious Diet”, buku ini akan memandu kita untuk menemukan diet yang tepat, serta menjalani diet dengan penuh kesadaran. Dengan tagline #KenaliTubuhmuSebelumDiet!, dr. Yovi ingin menekankan bahwa tidak semua metode diet cocok dilakukan oleh semua orang. Dan tidak semua orang memiliki efek yang sama dengan olahraga yang dilakukan. Setiap manusia memiliki keunikan masing – masing yang ditentukan oleh banyak faktor. Untuk itulah, kita harus menemukan cara menjaga berat badan yang benar – benar tepat. Sebelum semua itu dimulai, sebaiknya kita semua harus mengenal tubuh kita sendiri.

Memahami BMI dan Kalori

Buku dengan tebal 101 halaman ini diawali dengan pemahaman BMI atau Body Mass Index, atau dalam Bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai IMT atau Indeks Massa Tubuh. Penting bagi kita untuk mengetahui berapa BMI tubuh kita sendiri. Apakah tubuh kita dikategorikan sebagai kurus, normal, atau gemuk.

Rumusnya adalah:

BMI = BB : (TB x TB)

BB adalah Berat Badan dan TB adalah Tinggi Badan dalam meter. Misalnya, jika Berat Badan (BB) Anda 80 kilogram dan tinggi Anda dalam hitungan meter adalah 1,75 meter, maka hitungannya menjadi seperti berikut:

BMI = 80 : (1,75 x 1,75)
BMI = 80: 3.06
BMI = 26,1

Sehingga, jika mengacu pada Indeks Massa Tubuh menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Kementrian Kesehatan RI, BMI 26,1 masuk ke dalam kategori gemuk atau kelebihan berat badan tingkat ringan. Bila BMI kurang dari 17,0 dikategorikan sebagai kekurangan berat badan tingkat berat dan bila BMI di antara 17,0 – 18,4 dikategorikan sebagai kekurangan berat badan tingkat ringan. Sementara bila BMI berada pada interval 18,5 – 25,0 maka BB dikatakan sebagai normal. Kemudian untuk BMI 25,1 – 27,0 maka dikategorikan sebagai gemuk.

Setelah kita mengetahui BMI, kita harus memahami apa itu kalori. Menurut buku ini kalori adalah satuan unit energi yang kita dapatkan dari makanan yang digunakan tubuh untuk berbagai proses metabolisme di dalamnya. Sebagian energi dari makanan tersebut juga disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Yang nyata bisa diperhatikan, kalau kalori yang masuk ke dalam tubuh berjumlah banyak dan kita tidak membakarnya menjadi energi, maka berat badan akan naik. Artinya, jika kita terus menerus makan makanan dengan nutrisi tidak seimbang dan tidak “bergerak” atau berolahraga, maka kalori tersebut tidak terpakai dan akan diubah menjadi lemak dalam tubuh.

Ternyata ketidakseimbangan kalori yang masuk dan keluar ini bisa menjadi tersangka awal, tapi siapa tersangka utamanya? Menurut dr. Yovi dalam buku ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang, bergantung apa jenis kelaminnya. Tubuh wanita dikenal bisa menyimpan lemak lebih daripada pria.

Faktor sudah mengandung atau belum, apakah mengonsumsi alkohol atau tidak, serta apakah memiliki risiko penyakit genetik juga bisa menjadi tersangka dalam kegemukan.

Dari sini saja, kita bisa mengetahui bahwa penyebab kegemukan berbeda – beda setiap orang. Belum lagi bila kita bicara mengenai pola diet, hormon, gula darah dan lain – lain.

Aspek Diet

Saat kita menyadari masuk dalam ketagori kegemukan, umumnya yang dilakukan adalah diet atau berolahraga. Diet dan olahraga yang salah, bisa saja menurunkan berat badan, tapi sifatnya hanya sementara.

Maka dari itu, dalam buku ini, ada tiga aspek diet yang perlu diperhatikan.

  1. Holistik. Anda bisa memulainya dengan memeriksa kondisi tubuh secara menyeluruh, dari mulai kadar kortisol, gula darah, tingkat thermogenesis, kadar serotonin, serta hormon lain seperti tiroid dan dopamine.
  2. Alami. Selama diet, tubuh akan mengalami perubahan. Maka, proses perubahan yang dilakukan harus perlahan dan sealami mungkin.
  3. Konsisten. Menurunkan BB berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup. Perubahan tersebut harus dilakukan secara konsisten. Agar bisa konsisten penentuan target berat badan harus realistis agar lebih mudah untuk dijalani oleh masing – masing individu.  

Tidak hanya itu, Anda juga perlu memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun diet, nutrisi harus diperhatikan. Adapun jenis makanan yang perlu ada dalam menu sehari – hari adalah karbohidrat, protein, lemak, dan serat.

Hubungan Antara Hormon dan Berat Badan

Menurut Dr. Berg (Berg, 2006), dilihat dari jenis ketidakseimbangan hormon, terdapat empat jenis bentuk tubuh yang dapat kita identifikasi dengan mudah. Setiap jenis bentuk tubuh terkait dengan ciri – ciri ketidakseimbangan hormon tertentu.

  • Tipe Tubuh Adrenal

Tipe tubuh adrenal terlihat dari lemak yang menggantung di perut. Penyebabnya adalah meningkatnya level kortisol dalam jangka panjang. Selain lemak di perut, orang yang memiliki tipe tubuh ini dan tidak diperbaiki dalam jangka panjang bisa jadi terlihat memiliki lemak yang menumpuk di bahu dan leher bawah. Jika ini adalah masalah Anda, kemungkinan makan sehat saja tidak akan menyelesaikan masalah Anda.

  • Tipe Tubuh Ovary

Tipe tubuh ovary berkaitan dengan hormon yang diproduksi ovarium. Tipe tubuh oval memiliki siluet berbentuk obal karena lemak menumpuk di bagian pinggul dan perut bagian bawah. Pada orang dengan tubuh seperti ini, hormon estrogen berperan penting karena ovariumnya bisa dibilang aktif. Untuk menyeimbangkan estrogen pada orang dengan bentuk tubuh seperti ini, penting untuk mengonsumsi sayur – sayuran, makanan organik dan makanan bebas hormon.

  • Tipe Tubuh Tiroid

Tiroid adalah kelenjar yang berada di bagian leher bawah. Fungsinya adalah mengatur laju pembakaran makanan, mengatur suhu badan, memecah karbohidrat, serta menjaga kesehatan mental dan level energi. Jika lemak berlebih Anda tersebar di berbagai bagian tubuh, kemungkinan Anda masuk ke dalam tipe tubuh tiroid. Penyebabnya bisa datang dari stres, penumpukan di empedu, atau kelelahan adrenal. Orang dengan tubuh ini memiliki metabolisme yang sangat lambat dan tidak bisa mencerna protein dengan baik. Untuk memperbaikinya, berpuasa dengan satu kali makan dalam sehari bisa jadi pilihan diet yang tepat.

  • Tipe Tubuh Liver

Pernah dengar perut besar karena minuman beralkohol? Bisa jadi itu karena tipe tubuh orang tersebut adalah liver. Cirinya adalah yang membesar hanya perutnya dan disebabkan oleh penumpukan lemak di lapisan hati atau liver. Jika memiliki tubuh seperti ini, sebaiknya hentikan konsumsi alkohol dan hindari terlalu banyak protein terutama yang berasal dari daging merah.

Hubungan Stres dengan Cara Makan

Hubungan stress dengan cara makan berkaitan dengan hormon kortisol. Hormon ini memiliki berbagai fungsi penting dalam tubuh dan seringkali disebut sebagai hormon stres. Saat stres, orang cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi. Penyebabnya adalah kortisol yang tinggi dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Bila kadar insulin tinggi maka dapat menghambat pembakaran lemak.

Untuk itu, pentingnya mengendalikan gula darah dan hormon insulin. Caranya adalah dengan mengurani karbohidrat atau makanan manis dan memahami kapan waktu makan. Sehingga Anda perlu memahami apa itu rasa lapar.

Jenis – jenis Lapar

Pertama, lapar biologis atau lapar secara fisik. Cirinya adalah suara bergemuruh dalam perut, sedikit pusing, gemetar dan sulit berkonsentrasi. Lapar jenis ini bisa diatasi dengan mengenali jam – jam lapar tubuh dan menghitung waktu dari jam makan sebelumnya. Jika Anda bukan dalam kondisi puasa, pastikan makan dalam waktu paling lama lima jam sekali.

Kedua, lapar yang diakibatkan karena rangsangan aroma dan tampilan makanan. Cara untuk mengatasinya adalah jangan lihat keinginan atau craving ini sebagai pelanggaran dalam diet. Semakin Anda merasa ini adalah batasan yang tidak boleh dilanggar, semakin tubuh Anda akan menginginkan makanan tersebut. Sesekali, penuhi keinginan rasa lapar Anda dengan porsi sewajarnya.

Ketiga, lapar praktis atau lapar yang muncul saat tubuh belum menginginkan makanan. Jadi, meskipun belum lapar, Anda memutuskan makan pada saat pukul 6 pagi karena memiliki aktivitas tertentu yang mengancam untuk melewatkan waktu makan.

Keempat, lapar secara emosional. Lapar secara emosional seringkali dianggap sebagai lapar biologis, sebab tubuh mengirimkan sinyal bahwa kita benar – benar membutuhkannya. Yang bisa kita lakukan adalah mengontrol asupan makanan yang masuk dalam tubuh.

Anda juga bisa mengatasi empat jenis lapar tersebut dengan 4D yaitu Delay, Distract, Decide, dan Drik Water.

Lengkapi Gaya Hidup Anda

Definisi gaya hidup merupakan segala hal yang Anda lakukan secara rutin setiap hari. Kebiasan makan, tidur, bangun tidur, jenis makanan yang dikonsumsi, kebiasaan memasak atau membeli makanan, jumlah air putih yang masuk dalam tubuh, dan segalanya yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan asupan nutrisi.

Gaya hidup ini terpengaruh dari kebiasaan yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Maka dari itu perlu juga untuk mengevaluasi kebiasaan – kebiasaan makan, kegiatan atau olahraga yang ternyata kita bawa dari generasi sebelumnya, lalu memutus rantai kebiasaan – kebiasaan tersebut.

  1. Tidur. Beristirahatlah setidaknya 7 – 8 jam.
  2. Olahraga. Temukan jenis olahraga yang tepat dan berolahragalah sesuai dengan tipe tubuh Anda. Lakukan secara rutin.
  3. Serat. Konsumsi serat dalam jumlah besar karena dapat memberikan rasa kenyang yang lebih tahan lama.
  4. Probiotik. Mengonsumsi probiotik secara rutin dapat lebih mudah menurunkan berat badan.
  5. Suplemen. Tidak salahnya mengonsumsi suplemen untuk membantu penurunan berat badan. Untuk mengetahui suplemen yang tepat untuk dikonsumsi sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda.

Itulah ulasan dari buku “Conscious Diet” karya dr. Yovi. Buku ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo dan bisa kita beli di toko buku komersil, baik online maupun offline.

Buku ini telah mendapatkan respon positif dari berbagai tokoh atau praktisi kesehatan lainnya seperti Ade Rai, Yani Panigoro dan Dr. Aviliani. S.E., M.Si. Oleh karena itu, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk dibaca oleh pejuang – pejuang diet di Indonesia. Selamat membaca … 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *