Saya mau cerita sedikit tentang keluarga kecil saya, Pecel Adventure.
Yang paling belakang dan memakai jaket hitam itu namanya Wawan. Kita dulu sama-sama kuliah di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung (Unila) dan aktivis pers kampus. Wajah lebih imut saya, tapi sebenarnya dia junior saya. Lulus dari Matematika, Wawan diterima di salah satu kementrian di Jakarta. Beberapa bulan kemudian saya lulus dan menjadi jurnalis di Lampung. Singkat cerita, akhirnya kami bertemu lagi di Jakarta dan melakukan petualangan bersama hingga akhirnya merencanakan berpetualang ke Gunung Papandayan. Di sepanjang perjalanan, Wawan dengan semangat menyuarakan JOSH (Jomblo Sampai Halal) dan membuktikannya dengan menikah duluan diantara kami, awal 2016.
Lanjut berikutnya, namanya Wariz. Dulu saya dengan Wariz satu kantor. Enggak tahu mengapa kami selalu berantem. Pun ketika enggak lagi satu kantor, kami selalu saja berantem. Meskipun begitu kami berdua dipercayakan menjadi leader setiap melakukan trip. Pada akhirnya saya tahu, berantem enggak selalu ngeselin, tapi justru ngangenin.
Yang kerudung biru, namanya Mia, nama kerennya Miatun. Di setiap perjalanan, Mia selalu jalan paling belakang. Meskipun selalu jalan paling belakang, tapi Mia jago main Uno. Di kehidupan sehari-hari Mia selalu saya repotin dengan, “Mia pesenin babang gojek cakep …” Maka dengan sigap Mia memesankan saya babang-babang gojek ganteng. Dari yang mirip Ahmad Dani sampai Afgan. Mia juga terkenal sebagai penasihat cinta handal. Anehnya sampai sekarang dia masih jomblo.
Paling depan namanya Rico, berasal dari planet nun jauh di sana, yaitu Bekasi, planet terluar di angkasa yang konon suhunya sangat panas. Rico ini paling kece di antara para lelaki Pecel dan dia punya banyak sekali fans (dari cewek, cowok, sampai banci. Pokoknya komplit). Untuk itu jangan heran, kalau dia doyan selfie untuk fotonya di unggah di sosial media yang selalu dapat puluhan love dari fans-fansnya itu.
Nah, samping saya ini namanya Semy. Keluarga Pecel panggil dia Mas Bray. Pertama kali jalan dengan Semy, tahun 2014, di Tebing Keraton, Bandung, Jawa Barat. Pertemuan yang sebenarnya tak di sengaja di sebuah trip yang kami dapati di situs www.backpackerindonesia.com. Awalnya, saya enggak yakin kalau bray satu ini doyan traveling, tapi akhirnya yakin ketika dia mau saya ajak ngetrip ke Situ Gunung, Sukabumi, Jawa Barat dan melakukan pendakian ke Gunung Cikuray serta rela menjadi tim Pecel Adventure. Semy juga sohib yang paling bisa saya andalkan ketika saya bermasalah dengan penerbangan.
Cewek bongsor ini namanya Ika. Sohibnya Mia sewaktu sekolah. Ika ini adalah korban rayuan gombalnya Mia untuk ikut mendaki di Gunung Cikuray. Padahal saat itu Ika belum pernah sama sekali mendaki gunung, kecuali Gunung Agung dan Sahari. Ika punya pacar ganteng mirip pemeran Superman namanya Mas Budi.
Namanya Agus. Agus adalah orang yang paling berperan besar dari terbentuknya Pecel Adventure. Kira-kira Ramadhan tahun lalu, saya dan teman-teman kantor saya dulu melakukan reuni dan buka bersama di rumah makan di Jakarta Barat. Saat itu Agus bercerita soal dirinya yang terkena PHP Wariz. Ngajakin naik gunung tapi enggak jadi-jadi. Iseng menanggapi keluhan Agus, maka saya memberanikan diri untuk mengajak musuh bebuyutan saya iu untuk naik gunung ke Gunung Gede. Saat itu Wariz setuju, kamipun membuat perencanaan untuk mendaki Gunung Gede. Sayangnya, Gunung Gede sedang tutup, maka pendakian dialihkan ke Gunung Papandayan. Di hari H, Agus tidak bisa ikut dengan alasan bini-nya sakit. Sampai saat ini saya belum pernah melakukan pendakian bareng Agus. Dan saya sangat ingin sekali mendaki bareng dia.
Itulah sekelumit cerita keluarga Pecel Adventure yang bisa saya ceritakan. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena pernah mempertemukan saya dengan mereka. Segala kebersamaan yang pernah kita lewati bersama, saya ingin merasakannya kembali.
*Tulisan ini terinspirasi dari update status Mia di instagram.