Baru saja saya bertemu dengan seorang teman. Dia seorang musisi dan animator muda. Anak dari musisi dan artis sinetron legendaris yang sekarang memilih jalur di politik. Kami mengobrol banyak hal di sudut kedai kopi di daerah Jakarta Selatan. Topik yang paling sering kami bicarakan apalagi kalau bukan soal Pilkada. Kebetulan dia berpihak kepada salah satu calon.

Sekian lama tak bertemu saya pikir hidup dia baik-baik saja. Setahu saya, dia sedang merintis album baru dan karirnya sedang menanjak. Wajahnya sering terlihat di televisi. Namanya seringkali mentereng di poster-poster acara ini itu. Beberapa bulan belakangan ini, dia kerap muncul di media sosial salah satu calon. Bangga pasti. Setidaknya itu yang saya rasakan dulu saat menjadi salah satu timses capres  di tahun 2014.

Baik, santun, humble, inspiratifBegitu kesan saya terhadapnya sejak pertama kali bertemu dua tahun lalu, pun sampai hari ini. Dia sendiri menuturkan kalau sukarela dan ikhlas membantu salah satu calon. Meskipun akibat itu, karirnya terseok-seok kini. Beberapa klien membatalkan kontrak lantaran kontra dengan calon yang ia dukung. Dia banyak mendapat hujatan di media sosial. Keluarganya bahkan tak lepas dari bully para netizen. “Resiko dari keputusan yang sudah diambil,” katanya.

Sulit memang. Tapi dia justru bersyukur dengan kondisi ini. Dia jadi tahu mana teman dan mana lawan. Siapa yang tulus siapa yang berteman karena ada maunya. “Soal rejeki aku enggak khawatir lagi. Aku ingat dengan pesan seorang teman bahwa rejeki manusia sejak dari bangun tidur di waktu subuh, sudah diatur oleh Allah. Rejeki Allah yang kasih” katanya lagi.

Pertemuan yang singkat itu membuat saya belajar banyak hal. Tentang keyakinan atas jalan yang dipilih dan keyakinan atas Tuhan bahwa Dia yang mengatur kehidupan manusia termasuk rejeki, lalu buat apa khawatir?

“Semua akan indah pada waktunya,” pesan dia sebelum beranjak pulang sembari memeluk saya.

Begitulah indahnya bercengkrama dengan manusia. Selalu ada pelajaran yang didapat. Semua orang yang ditemui bisa memberikan perspektif baru untuk menjalani kehidupan agar lebih baik lagi. Itu kenapa saya senang bertemu banyak orang dengan beragam latar belakang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *