P1080547-Copy-copy-758x476

Kapal tradisional membawa saya dan ratusan teman perlahan meninggalkan Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke di Minggu pagi April dua tahun silam. Lepas dari Muara Angke, kapal itu mengarungi Teluk Jakarta yang kala itu sedang tenang.

Tujuan kami ke Kepulauan Seribu, wisata bahari yang tak jauh dari ibukota. Bukan untuk berlibur, tapi dalam rangka mengikuti pogram kelas inspirasi yang diadakan oleh Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP). Kami yang jumlahnya ratusan dibagi ke dalam lima kelompok. Masing-masing kelompok ditempatkan di pulau yang berbeda yaitu Pulau Pramuka, Harapan, Lancang, Kelapa dan Pari.

Saya mendapatkan tugas di Pulau Pramuka. Bersama 18 relawan yang terdiri atas 13 relawan pengajar, tiga dokumentator dan dua fasilitator, saya akan mengajar di SDN Panggang 02. Rencananya kami akan menginap di Kepulauan Seribu selama dua malam. Sebab pelaksanaan kegiatan dilakukan seharian penuh pada hari Senin.

Perjalanan menuju Pulau Pramuka akan ditempuh selama 1 jam 35 menit. Dibandingkan dengan empat pulau lainnya, Pulau Pramuka memang yang paling terdekat. Kapal sengaja di sewa oleh panitia untuk mengantarkan kami dari satu pulau ke pulau lainnya.

Perjalanan semakin terasa menyenangkan. Duduk di kursi penumpang, saya dan teman-teman menikmati pemandangan laut yang terbentang luas tanpa batas. Angin bertiup sepoi-sepoi, langit cerah dan laut berwarna biru. Gugusan pulau mulai terlihat satu demi satu. Segerombol burung-burung nampak berterbangan di pulau-pulau yang kami lewati.

Setelah satu jam lebih, akhirnya kami tiba di Pulau Pramuka. Kapal merapatkan diri ke dermaga. Di sana, berdiri pak lurah dan ibu kepala sekolah yang sejak 10 menit lalu telah menunggu kedatangan kami. Saya dan ke-18 teman pun turun dari kapal. Disambutnya kami dengan sangat ramah oleh masyarakat, sementara teman-teman yang lain melambaikan tangannya dari kapal yang perlahan menjauh dari dermaga.

Kami dibawa oleh Ibu Kepala Sekolah ke lokasi penginapan yang tak jauh dari dermaga. Penginapan terdiri atas ruang tamu, ruang tengah, tiga kamar tidur, dua kamar mandi dan dapur. Untuk soal makanan, kami tak bingung lagi, sebab pemilik rumah telah memesankan katering selama kami menginap.

Hari pertama di Pulau Pramuka, kami isi kegiatan dengan nonton bareng film edukasi bersama masyarakat dan menggelar permainan edukasi lingkungan bagi anak-anak Pulau Pramuka. Usai kegiatan kami kembali ke penginapan untuk istirahat dan mempersiapkan kegiatan untuk keesokan harinya.

Hari inspirasi tiba. Pagi sekali sekitar pukul 6.30 kami sudah tiba sekolah. Murid-murid SDN Panggang 02 mulai berdatangan. Wajah-wajah mereka tampak sumringah dengan kedatangan kami. Sekitar pukul 7.00 mereka berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Kami pun ikut upacara bersama mereka dan para guru. Entah sudah berapa lama saya tak melakukan upacara bendera. Seingat saya terakhir kali upacara saat SMA. Maka upacara saat itu terasa nikmat sekali.

“Anak-anak kita kedatangan bapak dan ibu guru dari beragam profesi. Nanti mereka akan memperkenalkan profesi mereka supaya kalian punya cita-cita tinggi,” ujar ibu kepala sekolah usai upacara selesai.

“Horeeee …..,” sorak anak-anak bergembira.

Para murid kemudian digiring ke kelasnya masing-masing. Kami para relawan mendapat tugas mengajar di semua kelas secara bergantian. Mayoritas dari kami tidak memiliki latar belakang pengajar. Sehingga tugas ini terasa sulit. Tak sedikit dari kami kewalahan menghadapi anak-anak. Mengajar ternyata bukan pekerjaan mudah. Menghadapi puluhan anak-anak dengan perilaku yang berbeda setiap harinya cukup menguras tenaga. “Betapa mulianya para guru di dunia ini,” gumam saya.

Meskipun begitu, kami berusaha keras demi tujuan mulia: membagi cerita dan pengalaman yang kami geluti sehari-hari kepada anak-anak agar mereka terinspirasi untuk memiliki cita-cita tinggi. Bukan lagi sekedar ingin menjadi nelayan seperti orang tuanya, tapi lebih tinggi dari itu.

Kegiatan ditutup dengan anak-anak yang menuliskan mimpinya di secarik kertas dan menempelkannya di pohon cita-cita yang sudah kami siapkan. Pohon cita-cita itu kami serahkan ke pihak sekolah untuk dipasang di sekolah. Kelak, ketika mereka malas belajar akan mengingat impiannya.

Sore hari kami menuju pantai untuk menikmati keindahan pantai yang sejak kemarin telah mengusik kami. Beberapa teman, ada yang duduk-duduk sambil mengobrol, menikmati semangkuk mie rabus dan melamun. Sementara saya, memilih untuk mengelilingi Pulau Pramuka dengan sepeda yang saya sewa Rp. 30 ribu per hari.

Dari itu saya tahu bahwa Pulau Pramuka merupakan pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Tata tempat tinggal dan sanitasi pulau pramuka cukup baik. Sarana prasana cukup memadai mulai dari masjid, rumah sakit, sekolah, dermaga dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Villa dan penginapan bagi pengunjung wisata banyak dijumpai di sini.

Di pulau ini juga terdapat sarana pelestarian penyu sisik (Eretmochelys imbricata) yang saat ini jumlahnya sudah sedikit sehingga dilindungi. Selain itu terdapat pula penanaman bakau sebagai upaya perbaikan pertahanan pantai

Untuk mencapai pulau ini bisa melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke seperti yang saya lakukan atau dengan perahu motor cepat (speedboat) dari dermaga kapal Marina Ancol. Apabila ingin melakukan perjalanan ke pulau lainnya di Kepulauan Seribu, pengunjung dapat menyewa ojek perahu untuk diantar langsung ke Pulau PanggangPulau KaryaPulau Semak Daun, dan pulau-pulau lainnya.

Sore hari, lansekap laut Pulau Pramuka semakin menarik. Kami dapat menyaksikan matahari terbenam dari bibir pantai. Langit kemudian menjadi berwarna kuning menuju oranye, membentuk garis lampu yang indah. Perahu-perahu nelayan yang mulai turun melaut mulai terlihat di kejauhan.

Semakin sore, langit mulai nampak memerah dan semburat oranye-nya menghilang. Cahaya merah yang memancar di lautan menjadi pemandangan yang sangat cantik. Saya setuju dengan kalimat “Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan.” Kebaikan yang kami lakukan selama di Pulau Pramuka ini dibalas dengan indahnya matahari terbenam Pulau Pramuka yang eksotis.

Pernah dipublish di Pandumu.id: https://pandumu.id/indahnya-sunset-pulau-pramuka/ 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *